Laman

Cari Blog Ini

Rabu, 21 September 2011

Definisi Pendidikan & Pendidikan Nasional

A. Definisi Pendidikan
Secara umum pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi warga negara yang baik, tujuannya untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, dan afeksi seseorang.
1) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, pembuatan mendidik.
2) Menurut Undang-Undang
UU SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) No. 2 tahun 1989 : "Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/latihan bagi peranannya di masa yang akan datang". UU SISDIKNAS no. 20 tahun 2003: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”.

http://www.scribd.com/doc/24676437/Definisi-Pendidikan-Menurut-Para-Ahli

B. Definisi Pendidikan Nasional

Pendidikan Nasional menurut UU Sisdiknas 2003 Pasal 1 ayat 2 adalah “pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman”.

Octaviani Nur

KEPUTUSAN, MASALAH, PEMECAHAN MASALAH dan PEMBUATAN KEPUTUSAN

1. Rumuskan apa itu utusan/keputusan !

James A.F.Stoner (Hasan, 2004) memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu:
(a) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.
(b) Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik. (c) Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu.
Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH (Hasan, 2004) memberikan definisi atau pengertian keputusan sebagai suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Jadi, keputusan adalah suatu pilihan alternatif sebagai akhir dari proses pemikiran tentang pemecahan suatu masalah.

2. Apa itu masalah !

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan.
Jadi, masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan, masalah juga merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan sesuatu yang diharapkan dengan baik.

3. Jelaskan hubungan pembuatan keputusan dengan pemecahan masalah !
Pembuatan keputusan merupakan proses pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, mulai dari identifikasi dan perumusan masalah, pengumpulan dan penganalisaan data dan informasi, pengembangan dan pemilihan alternatif, serta pelaksanaan tindakan yang tujuannya untuk memperbaiki keadaan yang belum memuaskan.
Pemecahan masalah merupakan proses penanggulangan suatu rintangan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Proses penyelesaian masalah terdiri dari identifikasi masalah, analisis masalah, penilaian pemecahan, pemilihan dan pelaksanaan solusi masalah yang terbaik.
Jadi hubungan antara pembuatan keputusan dengan penyelesaian masalah yaitu pembuatan keputusan merupakan penyelesaian suatu masalah yang melalui proses sistematis diantaranya yaitu identifikasi masalah, rumusan masalah, analisis masalah, hingga pelaksanaan pemecahan masalahnya.

Sumber:
1. http://id.shvoong.com/business-management/management/1943083-pemecahan-masalah-dalam-kelompok/#ixzz1XQnBzaqu
2. http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/universities-research-institutions/2186651-pengertian-keputusan/#ixzz1XERytjaW
3. http://id.shvoong.com/humanities/theory-criticism/2020002-pengertian-masalah/#ixzz1XEShnLuq

nama : Octaviani Nur (1001629)
jurusan : Administrasi Pendidikan 2010
semester : 3 (ganjil)
matakuliah : Manajemen Pembuatan Keputusan
Universitas Pendidikan Indonesia

Jumat, 16 September 2011

SEJARAH PERKEMBANGAN PERILAKU ORGANISASI

Karya filosof Yunani Plato, membuktikan bahwa perilaku manusia sudah dipelajari sejak zaman dahulu lewat karyanya Plato membicarakan mengenai jiwa manusia dibagi atas 3 bagian, yaitu:
1) Philosophic, merupakan suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian,
2) Spirited, yaitu suatu aspek dari jiwa manusia yang berusaha untuk mencari kekuasaan dan ambisi,
3) Appetite, yaitu keinginan untuk memenuhi selera seperti misalnya makan, minum, uang, dan lain-lain.
Adapun dibawah ini adalah perkembangan sejarah dari perkembangan teori tentang organisasi yaitu:

a) Masa Industri
Teori-teori organisasi yang berkembang di akhir abad ke-18, pada periode ini sering disebut Revolusi Industri. Revolusi industri merupakan titik awal sejarah dimana manusia mulai mengenal mesin produksi yang mampu melakukan pekerjaan secara otomatis. Teori organisasi pada masa ini tidak lepas dari faktor lingkungan, yang meliputi aspek teknologi, sistem politik, sistem sosial, sistem budaya, dan demografi (persebaran fisik manusia).
Penataan organisasi mencapai titik puncaknya menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang sulit untuk menerangkan kekuatan-kekuatan mana saja yang membentuk perilaku organisasi. Kemudian bersamaan dengan itu muncul tokoh-tokoh yang memiliki konsep-konsep baru tentang ilmu perilaku organisasi. Mereka adalah;
1) Max Weber
Weber lebih menekankan orientasinya pada penjelasan mengenai organisasi dibandingkan pengembangan suatu prinsip. Adapun dua aspek dari hasil kerja Weber tentang perilaku organisasi yaitu;
a) sebagai seorang ahli sosial, ia menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar.
b) dia terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan-pertimbangan yang kadang-kadang tidak realistis dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi.
2) Henri Fayol
Fayol menerbitkan bukunya yaitu Administrasi Industri dan Umum (General and Industrial Administration) yang telah memengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan-pandangan Fayol dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi-administratif. Kemudian Fayol juga berpendapat bahwa semua organisasi terdiri dari unit atau subsistem sebagai berikut:
1) Aspek-aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembelian, produksi dan penjualan,
2) Kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian kapital,
3) Unit-unit keamanan dan perlindungan,
4) Funsi perhitungan,
5) Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan pengendalian.
Orientasi sistem fungsional milik Fayol di dalam perilaku organisasi dan manajemen dapat memengaruhi banyak pemikiran-pemikiran modern tentang administrasi.
3) Frederick Winslow Taylor
Taylor mengenalkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah (principle of scientific management) ke wilayah bagian lain di Amerika Serikat. Ia mengusulkan 3 hal sebagai tujuan dari gerakannya, antara lain:
1) Memberikan contoh sederhana bahwa Amerika Serikat telah dirugikan banyak karena tidak adanya efisiensi usaha,
2) Meyakinkan masyarakat Amerika Serikat bahwa pengobatannya terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang istimewa,
3) Membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat berdasarkan hukum yang jelas, aturan, dan prinsip.
Untuk membuktikan manajemen yang baik unsur-unsur yng membuat mesinmanajemen ilmiahnya harus berfungsi lebih baik juga. Dari pandangan perilaku, manajemen ilmiah mencoba memadukan secara pasti dengn teknik eksperimen yang sistematis dengn asumsi mekanistik terhadap ilmu perilaku organisasi.
b) Masa Neo-Klasik
Perubahan teknologi pada masa revolusi industri mengakibatkan lahirnya prespektif klasik, yang dimulai pada sekitar akhir abad ke-18. Pada masa inilah apa yang disebut organisasi dalam pengertian modern mulai berkembang. Tokoh-tokohnya seperti: Elton Mayo, D. McGreogor, dan Chris Argyris.
c) Masa Modern
Pada masa ini perilaku organisasi mendekati masalah sebagai suatu sistem keseluruhan dengan memperhatikan beberapa variabel dan proses yang dinamis berkaitan dengan sistem dan hubungan sistem dengan lingkungannya.
LANDASAN PERILAKU BAGI MANAJEMEN YANG SISTEMATIS
Birokrasi Pada masa ini Max weber memberikan perhatian terutama pada struktur organisasi yang komplek (orientasi akademik)
Organisasi Henry Fayol menemukan administratif, untuk memberikan perhatian terutama pada peranan manajer dalam memimpin sebuah organisasi (orientasi praktis)
Manajemen Ilmiah Frederick Taylor memberikan perhatian utamanya pada pekerjaan.

PENDEKATAN SOCIAL LEARNING
Pendekatan teori social learning atau teori belajar sosial menjelaskan tentang tingkah laku manusia dari segi timbal-balik dan berkesinambungan antara faktor kognitif, tingkah laku dan lingkungan. Manusia dan lingkungannya merupakan faktor-faktor yang saling menentukan secara timbal balik (Bandura, 1977). Dalam proses determinisme timbal-balik itulah terdapat kesempatan bagi manusia untuk memengaruhi nasibnya maupun batas-batas kemampuannya untuk memimpin diri sendiri (self-direction).

PENDEKATAN “STIMULUS ORGANISM BEHAVIOR CONSEQUENCE” (SOBC)
Menurut pendapat A. Bandura, Pendekatan Social Learning adalah pendekatan perilaku yang berdasarkan atas penggabungan dua pendekatan, yakni pendekatan Cognitif dan behavioristic, pendekatan perilaku ini berdasarkan pada pemahaman terhadap suatu informasi dan berdasarkan respon yang muncul apabila diberikan stimulus tertentu.
Melalui pendekatan ini terjadinya hubungan baik antara atasan dan bawahan dengan adanya kerjasama, setiap individu akan mudah mengetahui perilaku-perilakunya dalam organisasi, melalui peran perilaku kepemimpinan, kelangsungan dan interaksi timbal-balik diantara semua variabel-variabel yang ada di organisasi.

PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Ada dua pendekatan sistem modifikasi perilaku yaitu:
1) Pendekatan sistem
Kata sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari komponen-komponen yang terdiri dari sub-sub sistem yang saling berkaitan. Organisasi sebagai sistem merupakan bagian-bagian dari sub-sub sistem yang berkaitan dan hal tersebut akan berinteraksi dengan lingkungan. Dari pandangan yang menyeluruh itu akan lebih bermanfaat.
2) Pendekatan kontingensi
Pendekatan ini muncul sebagai tanggapan atas ketidakpuasan terhadap universalitas, dan kebutuhan untuk memasukkan berbagai variabel lingkungan ke dalam lingkungan dan praktek manajemen.

Daftar Pustaka
1.Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
2.Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika
3.P. Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. INDEKS KELOMPOK GRAMEDIA
4.http://solehamini.blogspot.com/
5.http://pou-pout.blogspot.com/
6.http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/462/jbptunikompp-gdl-isniar-23093-1-1pertem-o.pdf
nama : Octaviani Nur
nim : 1001629
Administrasi pendidikan UPI

KONSEP DASAR PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi pada hakikatnya berdasarkan pada ilmu perilaku yang dipusatkan pada perilaku atau tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Pada bidang pengetahuan ini terdapat dua komponen kerangka dasar yang mendukungnya yaitu individu-individu yang berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku itu. Setiap masyarakat tidak dapat terlepas dari berorganisasi karena menurut Robert Presthus dalam Amitai Etzioni (1964:1) masyarakat kita ini adalah masyarakat organisasi. Hal ini jelas terlihat dari kehidupan masyarakat yang serba berorganisasi, contohnya; manusia terlahir di dalam suatu organisasi, hidup dan bekerja di organisasi, dan hingga meninggal pun di dalam organisasi. Dari penjelasan di atas sudah dapat anda ketahui bahwa manusia dan organisasi adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan dan apabila kedua bagian tersebut menyatu dan berinteraksi akan menghasilkan suatu perilaku organisasi yang menjadi pusat perhatian ilmu perilaku organisasi tersebut.
Menurut Warren Bennis dalam ramalannya manusia mendapatkan tempat yang mantap dalam pendiskusian tentang teori-teori organisasi di masa depan dan terdapat tiga dimensi pokok di dalam setiap mendiskusikan teori-teori organisasi tersebut, diantaranya;
1.Dimensi Teknis
Yaitu menekankan pada kecakapan yang dibutuhkan untuk menggerakkan suatu organisasi. Hal ini berkaitan dengan keahlian seorang manajer pada bidang teknis untuk menggerakkan organisasinya, contohnya; keahlian komputer, marketing, engineering, dan sebagainya.
2.Dimensi Konsep
Yaitu sebagai mesin penggerak dari dimensi teknis.
3.Dimensi Manusia
Yaitu sangat erat hubungannya dengan dimensi konsep.
Ketiga dimensi pokok diatas saling berkaitan satu sama dengan yang lain karena apabila seorang manajer hanya mengandalkan dimensi teknis, dan mengabaikan dimensi konsep, apalagi hingga menelantarkan dimensi manusia maka akan menimbulkan suasana yang tidak respektif terhadap faktor utama dalam organisasi yaitu manusia pekerja.
Manusia dan organisasi merupakan kedua unsur yang komplek, mengapa? Karena diantara keduanya terdapat suatu kebutuhan pemahaman teori yang didukung oleh riset yang empiris dan sangat diperlukan sebelum diterapkan dalam mengelola manusia secara efektif.

PENGERTIAN PERILAKU ORGANISASI
Sebelum kita memahami definisi perilaku organisasi (organizational behaviour) mari kita ketahui terlebih dahulu apa itu arti dari masing-masing perilaku ataupun organisasi. Kata perilaku dapat diartikan sebagai tindakan, sikap, atau tingkah laku. Sedangkan organisasi yaitu suatu entitas sosial yang secara sadar terkoordinasi, memiliki suatu batas yang relatif dapat diidentifikasi, dan berfungsi secara relatif kontinu (berkesinambungan) untuk mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama.
Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008:11) menyatakan bahwa Perilaku organisasi (organizational behaviour) adalah sebuah bidang studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan semacam ini guna meningkatkan kefektifan suatu organisasi.
Sedangkan Miftah Thoha (2005:5) mendefinisikan perilaku organisasi sebagai suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Dari kedua definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi (organizational behaviour) merupakan suatu bidang studi yang mempelajari dan menyelidiki perilaku atau tingkah laku manusia di dalam sebuah organisasi atau kelompok.
Mari kita pahami lebih lanjut tentang definisi dari perilaku organisasi tersebut!
Perilaku organisasi adalah sebuah bidang studi, para ahli menyebutkan dalam pengertiannya perilaku organisasi merupakan bidang studi. Mengapa? Karena hal tersebut merupakan sebuah bidang keahlian khusus yang mempunyai pokok ilmu pengetahuan umum yang berkaitan dengan perilaku, ilmu pengetahuan umum yang utama yaitu:
a.psikologi (psychology) yaitu ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan terkadang merubah perilaku manusia dan makhluk lain. Psikologi di dalam organisasi zaman sekarang memfokuskan kontribusi-kontribusi yang telah di perluas sehingga dapat mencakup pengetahuan, presepsi, kepribadian, emosi, pelatihan, keefektifan, kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasional, kepuasan kerja, proses pembuatan keputusan, penghargaan kinerja, ukuran sikap, teknik seleksi karyawan, rancangan kerja, dan stres pekerjaan;
b.psikologi sosial (social psichology) merupakan paduan dari psikologi dan sosiologi berfokus pada pengaruh seseorang terhadap individu lainnya;
c.sosiologi (sociology) yaitu bidang ilmu yang mempelajari manusia dalam kaitannya dengan lingkungan sosial dan kultur mereka;
d.antropologi (anthropolgy) adalah studi kemasyarakatan untuk mempelajari manusia dan aktivitas-aktivitas mereka.
e.Ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari perilaku indidvidu dan kelompok dalam lingkungan politik
Adapun perbedaan dari perilaku organisasi dengan disiplin ilmu lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku. Menurut Larry L. Cummings dalam Miftah thoha (2005:7) perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1)perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi, antara lain: psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasi konstruksi penjelasannya berasal dari multi disiplin. Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut menjelskan perilaku orang-orang di dalam suatu organisasi.
2)Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan pada dua perbedaan antaranya unit analisisnya dan pusat variabel tak bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah laku individu dan kelompok di dalam suatu organisasi dan penerapan dari ilmu pengetahuan tertentu. Teori organisasi adalah studi tentang susunan, proses, dan hasil-hasil dari organisasi itu sendiri.
3)Perbedaan antara perilaku organisasi dengan personnel dan human resources adalah, bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada orientasi konsep, sedangkan personnel dan human resources (P&HR) menekankan pada teknik dan teknologi. Variabel-variabel tak bebas, seperti misalnya tingkah laku dan reaksi-reaksi yang efektif dalam organisasi, seringkali muncul pada keduanya. P&HR nampaknya berada pada permukaan antara organisasi dan individu dengan menekankan pada pengembangan dan pelaksanaan sistem pengangkatan, pengembangan, dan motivasi dari individu-individu di dalam suatu organisasi.
Kemudian perilaku organisasi juga mengajarkan tiga faktor yang menentukan perilaku dalam organisasi yaitu; organisasi, kelompok dan struktur, sehingga perilaku organisasi menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh tentang individu, kelompok, dan pengaruh dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi bekerja secara efektif.
Joe Kelly (1974:2) perilaku organisasi dapat di pahami lewat suatu penelaahan dari bagaimana organisasi itu dimulai, tumbuh dan berkemban, dan bagaimana pula struktur, proses dan nilai dari suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka dipelajari dan disesuaikan pada lingkungan. Artinya pemahaman dari perilaku organisasi ini terdapat pada tingkah laku dari organisasi dan bagaimana perilaku anggota-anggota organisasi memengaruhi organisasi.

RUANG LINGKUP PERILAKU ORGANISASI
Kajian ruang lingkup perilaku organisasi sesungguhnya terdapat pada perilaku-perilaku individu yang terdapat pada organisasi tersebut tetapi terbatas pada dimensi internal dari organisasi tersebut. Aspek-aspek yang menjadi unsur-unsur komponen atau subsistem dari perilaku organisasi antara lain:
1.Motivasi
Motivasi sangat berguna sekali bagi suatu organisasi karena di dalam motivasi terdapat suatu ajakan dan berhubungan erat dengan tujuan dari organisasi tersebut.
2.Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (1992 : 171), kepemimpinan mempunyai peranan sentral dalam kehidupan organisasi, dimana terjadi interaksi kerjasama antar dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan.
3.Konflik
Konflik merupakan suatu keadaan kesalahan komunikasi dari anggota suatu organisasi kepada anggota organisasi lain. Konflik dibagi menjadi dua macam:
1)Konflik negatif
Konflik yang dimana orang-orang merasa dirugikan oleh adanya konflik tersebut.
2)Konflik positif
Konflik yang berguna untuk suatu masyarakat atau kelompok yang memungkinkan ekspresi konflik yang terbuka dan memungkinkan pergeseran kekuasaan.

4.Hubungan Komunikasi
Hubungan komunikasi dalam perilaku organisasi sangatlah penting karena komunikasi yang baik akan menghasilkan kinerja organisasi yang baik pula.

5.Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Didalam organisasi terdapat macam-macam perbedaan pendapat dan tujuan. Hal tersebut menimbulkan adanya masalah yang timbul di dalam suatu organisasi dan dari masalah ini setiap anggota di dalam suatu organisasi harus menyatukan pendapat bagaimana untuk memecahkan masalah organisasi tersebut kemudian dilakukanlah pengambilan keputusan sebagai alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut.

6.Produktivitas dan kinerja (performance)
Sumanth (1984 : 7) mengemukakan tentang tiga bentuk dasar dari
produktivitas, yaitu:
a. Produktivitas parsial (partial productivity), adalah perbandingan antaraoutput dengan salah satu input. Misalnya produktivitas tenaga kerja(perbandingan output dengan input tenaga kerja) adalah ukuran dariproduktivitas parsial.
b. Produktivitas total faktor (total factor productivity), adalah perbandinganantara output bersih dengan jumlah dari input tenaga kerja dan modal. Output bersih diartkan sebagai total output dikurangi dengan biaya sementara yang telah dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa.
c. Produktivitas total (total productivity), adalah perbandingan antara total output dengan keseluruhan faktor input.

7.Pembinaan dan pengembangan organisasi (development organizational)
Menurut Henry (1988 : 86), pengem-bangan organisasi tersebut dilaksanakan melalui intervensi yang penuh perhitungan atas kerja organisasi yang aktif dengan menggunakan pengetahuan ilmu perilaku organisasi (organization behavior).
Daftar Pustaka
1.Thoha, Miftah. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA
2.Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta: Salemba Humanika
3.P. Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. INDEKS KELOMPOK GRAMEDIA
4. http://www.scribd.com/doc/6946361/perilaku-organisasi
nama : Octaviani Nur
nim : 1001629
Administrasi Pendidikan UPI